Total Tayangan Halaman

Rabu, 02 November 2011

CINTA DAN DEWA KEMATIAN


Di dekat pintu
terpaku seonggok tubuh lemah tak berdaya
hilang rasa dan asa
ingin hilang dari dunia saja

Sambil mengais-ngais rasa sayang dan sisa cinta kemarin
ia menghitung jumlah angka yang tertanam di dinding
menjelajah ruang dalam waktu
diterpa angin dan semilir rindu dari kekasih yang tiada berada
bagaikan mentari dan rembulan yang tak kunjung bertemu
meski sekian tahun telah terlewati dan berganti

Tubuhnya lesuh terbungkus luka
sesak nafas dan tersedak-sedak
menggerogoti jantung ingin bebas dan berlari
tapi apa daya
sebuah tali putih bening mengikatnya erat
terpendam dalam tanah sedalam samudra dan cinta
terkapar diatas nisan dan kematian

Disudut ruang derajat sembilan puluh
ia menaruh seonggok daging pada kertas putih bersih
mengisyaratkan cinta dan kasih
sambil mengorek-ngorek dada
ia menulis rindu dengan darah
sekaligus memahat nisan atas nama cinta dan dewa kematian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar