Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 November 2011

SESAL

Dipersaingan waktu
orang-orang menghitung detik
mengejar menit
melingkari kepala dengan tinta emas
berbaha batu kristal dari pasir jalanan
orang tak ubahnya boneka
dijejari mesin - mesin dari segala arah
sibuk menjadi diri sendiri
tak mengerti tentang hakikat kehidupan
bahkan perjanjian tak lagi berharga
tinggal kenangan belaka

Disurga dan neraka
orang-orang tak akan berkata dusta
meminta mengulang kehidupan
sesal datang tiadalah guna
nasi terlanjur basah dengan air sudah

                By agus salim
www.princeagsa.blogspot.com

Kamis, 10 November 2011

PANTUN

Pantun Anak-anak
Pantun Bersuka Cita
Elok rupanya si kumbang janti
Dibawa itik pulang petang
Tak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Pantun Berduka Cita
Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tidak kan rusuh
Ibu mati bapa berjalan
Pantun Orang Muda
Pantun Dagang/Nasib
Asam pauh dari seberang
Tumbuhnya dekat tepi tebat
Badan jauh di rantau orang
Sakit siapa akan mengobat
Pantun Perkenalan
Elok sungguh permata Selan
Buatan dewa dari angkasa
Pahit sungguh rindukan bulan
Bulan tidak menimbangkan rasa
Pantun Berkasih-kasihan
Dari mana punai melayang
Dari paya turun ke padi
Dari mana kasih sayang
Dari mata turun ke hati
Pantun Perceraian
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Tentulah kita bertemu lagi
Pantun Beriba hati
Kalau begini tarap papan
Ke barat juga kan condongnya
Kalau begini untung badan
Melarat juga kesudahannya
Pantun Jenaka
Elok jalan ke kota tua
Bertimbal jalan berbatang rapat
Elok kita berbini tua
Perut kenyang pelajaran dapat
Pantun Tua
Pantun Nasihat
Pisang emas bawa berlayar
Masak sebiji di atas peti
Utang emas boleh dibayar
Utang budi dibawa mati
Pantun Adat
Rama-rama si kumbang janti
Khotib Endah pulang berkuda
Patah tumbuh hilang berganti
Pusaka tinggal berganti
Pantun Agama
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya

: Menahan Rasa Rindu :

Bersatunya waktu jumpai kisah,
Menahan Rasa Rindu,
Tumpukkan asa semakin meruah,
Bergejolak dalam lorong sukma.
Tertahan Lagi Tertahan,
Asa inginkan bertemu kekasih,
Dalam kesunyian menanti,
Mengkhayal indah saat bersamamu, indah.
Dimanakah kau sekarang ini ?
Baikkah keadaanmu disana ?

S'lalu cemas memikirkanmu,
Belum waktu untuk penuhi mimpimu,
Dalam angan rindumu.
Sabarlah !
Tetaplah !
Dalam mencintaiku tanpa kenal lelah.


~:: Ku Tak Menyadari ::~

Kau datang menghampiri,
Membawa cinta,
Taburkan ke dalam hatiku,
Bergetar kencang detak jantung ini.
Tumbuhlah rasa sayang,

S'lalu inginkan dirimu dekat,
Temani sunyi hati,
Menyala bagai api lilin.

Ku Tak Menyadari,
Cinta t'lah menjumpai,
Hadirkan impian indah di hati,
Hadirkan sebuah Tanya, "Haruskah Aku Mencinta ?"

Puisi LAMA: MANTRA, GURINDAM, SYAIR, PANTUN

A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
Contoh Puisi LAMA:
Saat di meja makan pertama:
muncul seribu bayangan duka
banyak yang berlalu, pagi itu
orang masih mabuk dengan impiannya
Dari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-harga
Bukan itu yang disebut perubahan!
“dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?”
Saat di meja makan kedua :
kesepian menekan tiba-tiba
ada jerit dari lorong tak bertepi
maka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwa
bukan pengembaraan, bukan petualangan
:meneruskan yang sudah ada
padahal hidup berjalan ke depan
B. MACAM-MACAM PUISI LAMA
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)
CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Ada  pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA
a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya
Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
3. TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.

Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
4. PANTUN KILAT ( KARMINA )
CIRI-CIRINYA :
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
2. DILIHAT DARI ISINYA
2.1. PANTUN ANAK-ANAK
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
2.2. PANTUN ORANG MUDA
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
2.3. PANTUN ORANG TUA
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
2.4. PANTUN JENAKA
Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
2.5. PANTUN TEKA-TEKI
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
Dari catatan sekolah…. terima kasih teman-teman dan bu Guru.

PENYAIR

Dia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan,
Dia adalah sebatang pohon tertanam
Di lembah sungai keindahan
Memikul bebuah ranum
Bagi hati lapar yang mencari.
Dia adalah seekor burung ‘nightingale’
Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya
Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
Naik dan mengembang memenuhi angkasa.
Kemudian mencurahkan kurnianya di atas padang kehidupan. Membuka kelopak mereka bagi menerima cahaya.
Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi.
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam.
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang
Ishtar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang
Dan, nyanyian Apollo menjadi cahayanya.
Dia adalah manusia yang selalu bersendirian,
hidup serba sederhana dan berhati suci
Dia duduk di pangkuan alam mencari inspirasi ilham
Dan berjaga di keheningan malam,
Menantikan turunnya ruh
Dia adalah si tukang jahit yang menjahit benih hatinya di ladang kasih sayang
dan kemanusiaan menyuburkannya
Inilah penyair yang dipinggirkan oleh manusia
pada zamannya,
Dan hanya dikenali sesudah jasad ditinggalkan
Dunia pun mengucapkan selamat tinggal dan kembali ia pada Ilahi
Inilah penyair yang tak meminta apa-apa
dari manusia kecuali seulas senyuman
Inilah penyair yang penuh semangat dan memenuhi
cakerawala dengan kata-kata indah
Namun manusia tetap menafikan kewujudan keindahannya
Sampai bila manusia terus terlena?
Sampai bila manusia menyanjung penguasa yang
meraih kehebatan dgn mengambil kesempatan??
Sampai bila manusia mengabaikan mereka yang boleh memperlihatkan keindahan pada jiwa-jiwa mereka
Simbol cinta dan kedamaian?
Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa org yang sudah tiada?
dan melupakan si hidup yg dikelilingi penderitaan
yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala
bagi menunjukkan jalan yang benar bagi orang yang lupa
Dan oh para penyair,
Kalian adalah kehidupan dalam kehidupan ini:
Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya.
Penyair..
Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia
Dan, kerana itu kerajaanmu adalah abadi.
Penyair..periksalah mahkota berdurimu..kau akan menemui kelembutan di sebalik jambangan bunga-bunga Laurel…

(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
~ Kahlil Gibran

Rabu, 09 November 2011

IRONI

Telah kulewati ribuan hari di dunia ini
membawa luka derita hidup
tak banyak bahagia kutemukan
meski kuharus tertawa diatas senja

Malam menanti ku ingin bermimpi
menari di atas awan memetik bintang
sampai pagi kuingin bermimpi
bertemu kamu lagi dipersimpangan

Sambil bercerita dunia fanah
semua ketidak puasan manusia
apa yang membuat kota berbeda
hanya saja, mungkin tak mampu bertahan terlalu lama
sampai fajar menjemput impian

Belum usai kutulis cita
kau telah pergi membawa sebongkah mimpi
menuju surga dunia yang kau anggap benar
tak mampu terekam dan samar-samar
bagai di lautan hilang di sapu ombak
kau akan membunuh mimpi indah itu
tanpa sisa dan arti
berhentilah disana...
jangan lakukan itu lagi...

Kau telah pergi
kedunia yang tak kau mengerti
dan kau menerimanya seolah kau memahaminya

Kau terlanjur pergi
aku belum sempat ceritakan anak jalanan padamu
aku belum sempat ceritakan kemiskinan dan kisah para petani dan nelayan

Aku belum sempat ceritakan ketidakadilan padamu
aku belum sempat ceritakan bencana alam dan kemacetan dijalanan

Dinegerimu ini...

Kawan bgerhentilah
bukan demi aku
tapi demi mereka
yang lapar dan haus
demi mereka yang lelah dan tak punya daya

Kawan berhentilah
bukan demi aku
tapi mereka yang pernah mencintaimu dan mempercayaimu

SAJAK PALSU

Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di  akhir sekolah
mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka
yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah
mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan amplop berisi perhatian
dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu
dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru
dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan
nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir
sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
Sebagian menjadi guru, ilmuwan
atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi
mereka  menghambur ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu sebagai panglima
palsu. Mereka saksikan
ramainya perniagaan palsu dengan ekspor
dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan
berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus
dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga
pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri
yang dijaga pejabat-pejabat palsu. Masyarakatpun berniaga
dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka
uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu
sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis
yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam
nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu
meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan
gagasan-gagasan palsu di tengah seminar
dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya
demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring
dan palsu.

By AGUS S SARJONO

1998

KUTAKKAN MENANGIS

Cintaku padamu begitu indah
kau datang dan terangi hidupku
genggam tanganku dan bagi semangatmu
ajari aku mencintaimu dan sentuh hatimu

Hari ini kutakkan menangis
kepergianku bukan untuk menyakitimu
demi bahagiamu, relakan cintaku
menjaganya dan jadikan kenangan indah

Semua yang kita lewati
terasa begitu indah
sepertinya aku semakin dekat denganmu

Hari ini kutakkan menangis
relakan aku pergi dan bahagialah dengannya
cintaku indah padamu
tapi cintanya lebih indah untukmu

Hari ini kutakkan menangis
meski kenangan itu kemabli hantui aku
menahanku jangan pergi
hari ini kutakkan menangis
relakan aku pergi dan bahagialah dengannya
cintaku indah padamu
tapi cintanya lebih butuhkanmu

Minggu, 06 November 2011

Agnes Monica - Tanpa Kekasihku

Maher Zain - Ya Nabi | Promo

BEYONCE 1+1 VS AGNES MONICA LIVE

CINTAKU LOGIS

Sudah 10 hari ini aku tidak tidur
tidak, mungkin kurang dari itu
aku terus berada di depan meja belajar
ditanganku ada kalkulator, pensil dan kertas
aku sedang menghitung sudah berapa lama aku jatuh cinta padamu

sudah 2 sahun
3 bulan
2 minggu
3 hari

2 tahun kalikan 366
tambahkan 90 hari
tambahkan lagi 14 hari
lalu tambahkan 3 hari

Setelah itu kalikan 24 jam
lalu kalikan 660 menit
kemudian kalikan lagi 60 detik
niscaya kau akan dapati angka ini: 27.489.600
inilah angka logis cintaku
belum lagi jika kau kalikan dalam milisekon
angkanya akan fantastik
apalagi setelah kau kalkulasi dengan kecepatan dan perpindahan cintaku menuju jantung hatimu

Padahal aku belum menambahkan momentum juga kuadrat dari cintaku itu
kuperkirakan cintaku sudah tak terhingga padamu

Aku tak bermaksud merayumu dengan angka ini
itu bukan gayaku
aku hanya ingin membuktikan cintaku logis
dan mampu di hitung dalam angka matematis

Di senja sore ini
jangan lupa, aku menunggumu di bawah pohon kelapa
dipantai sejuta warna
disana kita akan sama-sama menghitung kembali cinta dan melogiskannya

Diterpa matahari jingga
kubanyangkan kau seperti sang dewi
kita duduk berdua
lupakansejenak dunia
yang terkadang mengusik kemesraan kita
kita belajar kembali memulai cinta
dengan sentuhan-sentuhan lembut

RELAKAN AKU PERGI

Cintaku padamu begitu indah
kau datang dan terangi hidupku
genggam tanganku dan bagi semangatmu
ajari aku mencintaimu dan menyentuh hatimu

Hari ini aku takkan menangis
kepergianku bukan untuk menyakitimu
demi bahagiamu, kurelakan cintaku
biarlah aku menjaganya dan jadikan kenangan indah

Semua yang kita lewati
terasa begitu indah
sepertinya aku makin dekat padamu

Hari ini aku takkan menangis
relakan aku pergi dan bahagialah dengannya
cintaku indah padamu
tapi cintanya lebih indah untukmu

Hari ini aku takkan menangis
meski kenangan itu kembali hantui aku
manahanku, jangan pergi
Hari ini kutakkan menangis
relakan aku pergi dan bahagialah dengannya
cintaku indah padamu
tapi cintanya lebih mampu bahagiakanmu

PERGILAH

Beribu hari telah kita lewati
sudah kuyakini cintaku padamu
akan bertahan sampai akhir
tapi kau ingkari janji suci kita
kau jalani cinta yang lain

Pergilah dan jangan pernah kembali lagi
kusudah tak punya rasa padamu seperti yang dulu
meski kau putus dengannya
sudah kulelah denganmu dan tak ada kesempatan lagi

Malam berganti, siang berlalu
sakit ini makin sakit kurasa
cintaku mati padamu meski indah kenangan itu
kusudah tak mau bertahan denganmu

Pergilah dan belajar setia
dengannya mungkin kau kan bahagia
pergilah kurelakan cintaku padamu
meski kusakit hati
biarlah kau bawa separuh hatiku

Rabu, 02 November 2011

CINTA DAN DEWA KEMATIAN


Di dekat pintu
terpaku seonggok tubuh lemah tak berdaya
hilang rasa dan asa
ingin hilang dari dunia saja

Sambil mengais-ngais rasa sayang dan sisa cinta kemarin
ia menghitung jumlah angka yang tertanam di dinding
menjelajah ruang dalam waktu
diterpa angin dan semilir rindu dari kekasih yang tiada berada
bagaikan mentari dan rembulan yang tak kunjung bertemu
meski sekian tahun telah terlewati dan berganti

Tubuhnya lesuh terbungkus luka
sesak nafas dan tersedak-sedak
menggerogoti jantung ingin bebas dan berlari
tapi apa daya
sebuah tali putih bening mengikatnya erat
terpendam dalam tanah sedalam samudra dan cinta
terkapar diatas nisan dan kematian

Disudut ruang derajat sembilan puluh
ia menaruh seonggok daging pada kertas putih bersih
mengisyaratkan cinta dan kasih
sambil mengorek-ngorek dada
ia menulis rindu dengan darah
sekaligus memahat nisan atas nama cinta dan dewa kematian